Akhirnya Karma Datang Juga : Nanik Deyang Membongkar Kedok Noel, Wamenaker yang Kini Terseret OTT

Oleh: Nanik S. Deyang

Jakarta , Indotrans.Web.Id.|| – 23/8/25 – Kalian Mau Saya Bicara Soal Noel?

Kalian pasti nunggu saya nulis tentang Noel, si Wakil Menteri Ketenagakerjaan yang hari ini kena OTT kan?

Iya, orang yang sama yang dulu pernah memporak-porandakan hidup saya, menghantam saya sampai ke titik nol, bahkan menyeret keluarga saya ikut hancur.
Dialah Noel, mantan Ketua Jokowi Mania, yang ngotot melaporkan saya ke polisi dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet tahun 2018. Tujuannya jelas: saya harus dijadikan tersangka. Tidak ada ruang untuk penjelasan atau keadilan. Yang ada hanya satu: penghancuran karakter.
Saat itu, saya menjalani interogasi belasan jam. Pernah sampai 12–13 jam tanpa henti. Wartawan mengejar saya seperti pemburu koruptor. Reputasi saya diinjak-injak. Saya diposisikan seolah pelaku kriminal kelas kakap.
Dan hari ini, saat saya mendengar dia ditangkap KPK, saya tidak tahu harus tertawa, menangis, atau berteriak. Mungkin… semua sekaligus.

Mereka Bukan Cuma Lukai Saya, Tapi Juga Keluarga Saya

Waktu saya terseret kasus itu, bukan cuma saya yang remuk.

Suami saya terpaksa mundur dari jabatannya di sebuah perusahaan besar di luar daerah. Dia harus pulang demi menemani anak-anak yang saat itu sangat terguncang.

Ibu saya, yang sudah sepuh, mengalami stroke karena stres berat melihat anaknya difitnah dan dipojokkan.

Anak saya, Kimby, gagal masuk Akmil. Padahal sudah lolos tahap awal seleksi. Tapi entah bagaimana, tiba-tiba dinyatakan tidak lanjut. Mungkin karena ibunya dianggap “bermasalah”.

Saya? Jangan tanya. Harga diri saya diinjak, kredibilitas saya dicabik, dan saya diburu wartawan bak maling kelas kakap.

Semua itu karena satu orang: Noel.

Bahkan Pak Prabowo Pun Pernah Jadi Targetnya
Yang paling ironis? Noel bukan hanya melaporkan saya.
Dia juga, dengan pongahnya, menyeret Pak Prabowo Subianto dalam kasus Ratna Sarumpaet.
Saya masih ingat—bagaimana dia sempat memaksa polisi menjemput Pak Prabowo dari Hambalang. Ya, Prabowo Subianto yang kini jadi Presiden kita, pernah jadi target upaya kriminalisasi yang didalangi orang ini!
Dan sekarang, Noel diangkat sebagai wakil menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran?
Waktu saya tahu itu, saya cuma bisa bergumam dalam hati, “Apa Pak Prabowo sudah berubah jadi malaikat sampai nggak lagi ingat bagaimana dulu disakiti?”

Ketika Penghianat Duduk di Kabinet

Selama beberapa bulan terakhir, saya masih sering berpapasan dengan Noel dalam acara resmi, rapat kabinet, atau kegiatan di Istana. Saya diam. Saya tahan semuanya. Hati saya dingin. Tapi kadang, ada sensasi seperti disengat lebah—perih, marah, dan tak bisa dikeluarkan.
Tapi hari ini, saat kabar OTT meledak, saya cuma bisa berkata dalam hati:

“Tuh kan, karma itu nggak pernah salah alamat!”

OTT Spektakuler: 21 Mobil & 10 Moge Disita!

Operasi Tangkap Tangan yang menjatuhkan Noel bukan OTT kaleng kaleng. Ini OTT kelas sultan.
Data yang bikin geleng-geleng kepala:

Disita dari rumahnya: 21 mobil mewah, termasuk Mercy, Lexus, dan SUV eksklusif lainnya.

Tak hanya itu, ada 10 motor gede (moge), termasuk beberapa Ducati seharga miliaran rupiah.

Semua kendaraan dalam kondisi nyaris baru. Beberapa masih berbau showroom.

Jika dihitung kasar, selama 9 bulan jadi Wamenaker, artinya dia beli rata-rata 3 kendaraan baru tiap bulan!

Uang dari mana? Jabatan wakil menteri jelas bukan posisi triliuner. Gaji jelas tidak cukup untuk belanja semewah itu. Maka pertanyaannya: berapa besar “cuan” yang dikorup? Dan siapa saja yang terlibat?

Ini Bukan Sekadar Kasus Korupsi, Ini Pengkhianatan

Saya tidak melihat ini sekadar OTT.
Ini adalah tamparan telak bagi kabinet Prabowo-Gibran. Ini tokai busuk yang dilempar ke muka pemerintahan oleh orang yang justru diberi kepercayaan dan jabatan.

“Sudah dinaikkan derajatnya, kok malah ngasih ‘tokai’ ke pemerintahan Pak Prabowo?”

Saya yakin, Pak Prabowo bukan tidak tahu. Beliau hanya terlalu pemaaf. Terlalu memberi ruang pada mereka yang dahulu pernah menyakitinya. Dan hari ini, kita lihat sendiri hasilnya.

Pelajaran untuk Kita Semua: Jangan Lupakan Luka Lama

Hari ini, saya tidak menari di atas penderitaan orang lain.
Saya hanya ingin publik tahu: apa yang terlihat bersih, belum tentu suci.
Dan kadang, yang mereka anggap “aktivis pembela rakyat” ternyata hanyalah pencari kekuasaan dengan niat busuk.
Noel pernah menyakiti banyak orang. Hari ini, dia menuai buah dari kebusukannya sendiri.
Karma itu memang tidak pernah buru-buru… tapi tepat waktu

Untuk Mereka yang Pernah Dihancurkan

Tulisan ini saya persembahkan bukan cuma untuk diri saya. Tapi juga untuk:

Orang-orang yang pernah diperlakukan tidak adil, tapi tetap diam.

Orang yang disakiti oleh penguasa yang licik, tapi memilih tidak membalas.

Dan untuk mereka yang percaya bahwa kebenaran akan menemukan jalannya sendiri.

Hari ini, saya bukan balas dendam. Saya hanya mencatat sejarah.

Catatan: Biarkan hukum berjalan. Tapi biarkan pula publik tahu siapa sebenarnya yang mereka bela selama ini. (Red)

*#Nanik S. Deyang*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *