Jakarta, Indotrans.web.id — Pemerintah akhirnya buka suara terkait rencana pembelian 48 unit jet tempur KAAN dari Turki. Isu ini menjadi sorotan karena muncul di tengah kebijakan penghematan anggaran nasional.
Namun, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan bentuk pemborosan. Menurutnya, pemerintah melakukan realokasi anggaran dari sektor yang kurang produktif ke sektor yang lebih strategis.
“Efisiensi bukan berarti berhenti belanja. Artinya, kita alihkan dana ke hal yang lebih penting,” kata Prasetyo di Senayan, Senin (4/8/2025).
💡 Realokasi Bukan Pengurangan
Salah satu contohnya adalah pengurangan anggaran perjalanan dinas luar negeri. Dana dari pos ini, lanjut Prasetyo, dapat digunakan untuk memperkuat sektor pertahanan.
“Kami tidak sedang mempersiapkan perang. Tapi negara sebesar Indonesia harus punya pertahanan kuat,” tambahnya.
Oleh karena itu, pembelian jet tempur dianggap sebagai langkah wajar. Apalagi, Indonesia memiliki jumlah penduduk besar dan wilayah yang luas.
🤝 Kerja Sama Indonesia-Turki
Penandatanganan nota kesepahaman atau MoU pengadaan jet dilakukan pada Indo Defence Expo & Forum 2025 di JIExpo, Rabu (11/6/2025).
Penandatangan dilakukan oleh Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Presiden SSB Turki, Prof. Haluk Gorgun. Kesepakatan ini disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
✈️ Jet Tempur Generasi Kelima
Jet tempur KAAN termasuk dalam kategori generasi kelima. Jet ini memiliki teknologi siluman, avionik modern, serta kecepatan dan daya tempur yang unggul.
Dengan hadirnya KAAN, Indonesia diharapkan mampu memperkuat posisi militernya di kawasan. Di sisi lain, kerja sama ini juga mempererat hubungan strategis antara Indonesia dan Turki.
Indotrans Insight:
Kebijakan ini memang menuai pertanyaan. Tapi di sisi lain, pembelian alutsista mutakhir juga menunjukkan bahwa pemerintah serius menjaga kedaulatan. Pertanyaannya, apakah masyarakat siap melihat anggaran diprioritaskan ke pertahanan, sementara kebutuhan sosial juga mendesak?
(S.S/RED)