INDOTRANS.WEB.ID — Ketegangan tinggi antara Thailand dan Kamboja akhirnya mereda. Kedua negara sepakat untuk bertemu secara bilateral demi membahas gencatan senjata.
Kesepakatan ini diumumkan pada Sabtu (26/7/2025). Sebelumnya, bentrokan bersenjata sempat terjadi di wilayah perbatasan selama beberapa hari terakhir.
Menariknya, keputusan perdamaian ini muncul hanya beberapa saat setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan ancaman tarif sebesar 36 persen.
Trump menyampaikan ancaman itu melalui akun resminya di Truth Social. Ia menyatakan bahwa ia telah berbicara langsung dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Interim Thailand Phumtham Wechayachai.
“Mereka sepakat untuk segera bertemu dan menyusun gencatan senjata. Dan pada akhirnya, PERDAMAIAN!” tulis Trump.
Selain itu, Trump juga memberi isyarat bahwa AS akan menaikkan tarif perdagangan terhadap negara yang dianggap mengancam stabilitas kawasan.
Meskipun tidak menyebutkan nama, banyak pihak percaya bahwa pernyataan itu ditujukan kepada Thailand dan Kamboja.
Pertemuan antara kedua pemimpin negara akan difokuskan pada penyusunan kerangka perdamaian jangka panjang. Termasuk juga pembahasan tentang pengawasan batas wilayah.
Tidak hanya itu, langkah cepat ini mendapat sambutan positif dari berbagai negara anggota ASEAN. Mereka sebelumnya khawatir konflik ini akan membesar dan mengguncang kestabilan ekonomi Asia Tenggara.
🔎 Indotrans Insight:
Langkah diplomatik Donald Trump terbukti masih sangat berpengaruh. Ancaman tarif perdagangan yang tajam mampu menghentikan konflik bersenjata dalam waktu singkat.
Namun begitu, apakah kesepakatan damai ini akan bertahan lama? Ataukah hanya sebatas strategi menghindari krisis global baru?
Jawabannya masih menjadi teka-teki. Yang jelas, dunia sedang menaruh perhatian besar pada perkembangan ini.
(L.S)
Sumber: Kompas.com