YOGYAKARTA, INDOTRANS.WEB.ID – Suasana hangat dan penuh nostalgia menyelimuti reuni Fakultas Kehutanan UGM pada Sabtu (26/7/2025), ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi hadir bersama Ibu Negara Iriana. Namun bukan hanya suasana yang mencuri perhatian, melainkan juga candaan Jokowi soal nama “Mulyono” yang kembali mencuat di tengah isu politik nasional.
Di tengah pidato, seorang rekan lamanya menyebut “Mulyono asli” hadir di lokasi. Jokowi langsung menanggapi dengan candaan bernada sindiran:
“Jangan nambah masalah lagi. Udah Hari Mulyoo dimasalahin almarhum, ditambah lagi Mas Mulyono,” ujarnya disambut gelak tawa para alumni.
Candaan ini sontak menjadi perbincangan hangat, karena nama “Mulyono” memang sering dikaitkan sebagai nama asli Jokowi sebelum diubah. Dalam tradisi Jawa, pergantian nama dipercaya dapat mengubah nasib atau kondisi kesehatan. Konon, Jokowi kecil sakit-sakitan hingga akhirnya namanya diganti menjadi Joko Widodo.
Namun, di media sosial, nama “Mulyono” kerap digunakan untuk menyindir atau mengkritik Jokowi dan keluarganya, termasuk sang putra, Gibran Rakabuming Raka.
Candaan santai di reuni UGM ini dinilai sebagian publik sebagai bentuk satire halus dari Jokowi terhadap berbagai narasi negatif yang terus menerpa dirinya.
🔍 Indotrans Insight:
Komentar Jokowi tentang “Mulyono” bukan hanya guyonan nostalgia. Ini bisa dibaca sebagai bentuk komunikasi politik yang cerdas—mengemas sindiran dalam bentuk candaan agar publik tertawa namun tetap berpikir.
Apalagi dalam iklim politik yang memanas, humor menjadi senjata ampuh untuk meredakan ketegangan sekaligus menyampaikan pesan tersirat. Kehadiran Jokowi di forum informal seperti reuni ini juga memperlihatkan strategi “soft diplomacy” yang ia gunakan untuk mendekatkan diri dengan publik dan menjaga citranya di tengah dinamika politik nasional.
(S.S), Sumber: SuaraMerdeka.com